Dermatitis
Peradangan kulit yang ditandai dengan ruam kulit yang gatal kemerahan, yang timbul akibat iritasi setelah kontak langsung dengan zat tertentu, atau akibat reaksi alergi terhadap zat tertentu
DERMATITIS
5/9/20194 min read


Dermatitis adalah peradangan atau iritasi di kulit yang umumnya ditandai dengan kulit gatal, kering, dan kemerahan. Penyakit kulit ini umumnya terjadi akibat reaksi alergi. Dermatitis sendiri terbagi dalam banyak jenis, di antaranya dermatitis atopik dan dermatitis kontak.
Dermatitis atau eksim merupakan penyakit kulit yang tidak menular. Dermatitis bisa menyerang siapa saja, mulai dari bayi hingga lansia. Meski tidak berbahaya, kondisi ini dapat menimbulkan rasa tidak nyaman dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Untuk mengatasinya, dokter dapat memberikan obat oles atau obat minum.
Penyebab Terjadinya Dermatitis
Dermatitis kontak disebabkan oleh zat yang mengiritasi kulit atau memicu reaksi alergi. Substansi bisa menjadi salah satu dari ribuan alergen dan iritasi yang diketahui. Beberapa zat dapat menyebabkan dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi.
Dermatitis bisa disebabkan oleh faktor genetik, respons sistem kekebalan tubuh, lingkungan, atau paparan iritan. Berikut adalah penjelasannya:
Genetik
Seseorang dapat terkena dermatitis jika memiliki gen yang membuat kulitnya menjadi lebih sensitif. Seseorang juga dapat terserang dermatitis jika memiliki keluarga dengan kondisi yang sama.Respons sistem kekebalan tubuh
Pada beberapa orang, alergen (zat pemicu alergi) tertentu dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh bereaksi secara berlebihan. Hal ini dapat menyebabkan dermatitis atopik.Lingkungan
Faktor lingkungan juga dapat menyebabkan dermatitis, misalnya paparan asap rokok atau asap kendaraan. Bulu hewan peliharaan, serbuk sari, dan debu juga dapat mengakibatkan dermatitis.Paparan iritan
Beberapa jenis dermatitis dapat terjadi ketika kulit terpapar bahan kimia atau iritan. Sebagai contoh, dermatitis kontak iritan bisa terjadi jika tangan terpapar deterjen.
Selain faktor-faktor di atas, dermatitis sering terjadi pada orang yang kurang tidur, atau mengalami depresi, gangguan cemas dan asma.
Dermatitis dan psoriasis memiliki gejala yang sangat mirip, yaitu kulit bersisik. Akan tetapi, psoriasis merupakan penyakit autoimun, sedangkan dermatitis lebih sering akibat iritasi atau reaksi alergi. Selain itu, psoriasis sering berkomplikasi menjadi radang sendi, sedangkan dermatitis tidak.
Faktor Risiko
Beberapa pekerjaan dan hobi bisa membuat seseorang berisiko lebih tinggi terkena dermatitis kontak, antara lain:
Karyawan kesehatan dan perawatan gigi.
Pekerja konstruksi.
Pekerja logam.
Penata rambut dan ahli rias, karena sering terkena air, sehingga berisiko mengalami dermatitis kontak iritan tangan.
Mekanik.
Penyelam atau perenang, karena terkena karet di masker wajah atau kacamata renang.
Cleaning service.
Tukang kebun dan pekerja pertanian.
Tukang masak dan pekerjaan lainnya yang berhubungan dengan makanan.
Gejala
Gejala dermatitis bermacam-macam, tergantung pada jenis dermatitis yang dialami. Berikut ini adalah jenis-jenis dermatitis dan gejala yang menyertainya:
Dermatitis atopik
Dermatitis atopik atau eksim kering biasanya terjadi pada bayi atau balita dan bisa berlangsung hingga dewasa. Gejala dermatitis atopik umumnya muncul di kulit wajah, tangan, bagian dalam siku, dan lutut.
Gejala dermatitis atopik adalah kulit kering dan bersisik, ruam kemerahan, gatal-gatal, dan ruam yang basah.
Dermatitis kontak
Dermatitis kontak disebabkan oleh paparan zat iritan atau reaksi alergi. Umumnya, seseorang terkena dermatitis kontak jika terpapar zat yang terdapat di dalam sabun, deterjen, atau pelarut.
Dermatitis kontak dapat menimbulkan gejala berupa ruam kemerahan yang terasa hangat atau panas, serta kulit gatal dan melepuh. Gejala timbul bila terjadi kontak dengan zat alergen atau iritan, kemudian membaik jika paparan dihilangkan.
Dermatitis dishidrotik
Jenis dermatitis ini disebut juga pompholyx dan umumnya dipicu oleh suhu panas yang menyebabkan tangan atau kaki lebih sering berkeringat. Gejala dermatitis dishidrotik yang umum terjadi adalah luka lepuh di kulit telapak tangan, jari, atau telapak kaki. Luka lepuh ini dapat disertai dengan sakit dan gatal-gatal di sekitar area yang terkena.
Dermatitis seboroik
Dermatitis seboroik paling sering terjadi di kulit yang mengandung banyak kelenjar minyak, seperti kulit kepala, wajah, sekitar telinga, dan dada. Pada bayi, dermatitis seboroik atau yang disebut juga cradle cap ditandai dengan sisik atau kerak berwarna kekuningan yang tebal di kulit kepala.
Sementara pada orang dewasa, dermatitis seboroik menimbulkan gejala berupa ketombe yang membandel, serta kerak kekuningan di kulit kepala yang dapat meluas ke area wajah. Gejala ini dapat memburuk jika penderita mengalami stres.
Neurodermatitis
Neurodermatitis atau lichen simplex chronicus ditandai dengan ruam di kulit kepala, serta gatal di leher atau kaki. Gatal dapat memburuk ketika penderitanya sedang beristirahat atau menggaruk ruam tersebut.
Dermatitis herpetiformis
Dermatitis herpetiformis atau penyakit Duhring adalah dermatitis yang terjadi pada penderita penyakit celiac. Ruam dermatitis herpetiformis menyerupai luka bakar dengan sensasi terbakar dan terasa gatal. Ruam ini akan hilang jika penderitanya menerapkan pola makan bebas gluten.
Diagnosis
Dokter akan mendiagnosis dermatitis kontak dengan melakukan wawancara medis, pemeriksaan fisik, serta pemeriksaan penunjang, seperti:
Tes alergi melalui kulit. Tes alergi melalui kulit dapat dilakukan dengan tes tusuk maupun tes tempel. Tes tempel dilakukan dengan cara menempelkan kertas yang mengandung beberapa zat alergen untuk mengidentifikasi penyebab munculnya dermatitis kontak alergi. Setelah dua hari, kertas dilepas dan reaksi pada kulit diperiksa.
ROAT test atau tes iritasi. Pada pemeriksaan ini, pengidap akan diminta untuk mengoleskan zat tertentu pada bagian kulit yang sama, dua kali sehari, selama 5 sampai 10 hari, untuk melihat bagaimana reaksi kulitnya.
Komplikasi
Beberapa komplikasi yang diakibatkan dermatitis kontak, antara lain:
Infeksi kulit karena bakteri atau jamur.
Neurodermatitis akibat terus menerus menggaruk kulit.
Kualitas hidup menurun karena gejala dermatitis kontak mengganggu pengidap untuk beraktivitas sehari-hari.
Pengobatan
Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi dermatitis kontak, antara lain:
Menghindari paparan zat yang menjadi penyebab iritasi atau alergi di kulit.
Berhenti menggunakan produk yang mengandung zat pemicu iritasi atau alergi.
Menggunakan pelembab kulit.
Mengompres area dermatitis kontak dengan kompres dingin.
Menghindari garukan pada area kulit yang mengalami dermatitis kontak.
Melindungi tangan dengan menggunakan sarung tangan jika diperlukan.
Mengkonsumsi obat-obatan kortikosteroid, baik dalam bentuk salep maupun tablet.
Terapi imunosupresan, yaitu pemberian obat-obatan yang menekan sistem kekebalan tubuh, untuk mengurangi peradangan.
Fototerapi. Tindakan medis ini dilakukan dengan menggunakan paparan sinar UV untuk membantu mengembalikan tampilan kulit yang terkena dermatitis kontak.
Pencegahan
Berikut adalah beberapa upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dermatitis kontak:
Hindari iritan dan alergen. Cobalah untuk mengidentifikasi dan menghindari zat yang mengiritasi kulit atau menyebabkan reaksi alergi.
Cuci kulit. Kamu bisa menghilangkan sebagian besar zat penyebab ruam jika segera mencuci kulit setelah bersentuhan dengannya. Gunakan sabun lembut, bebas pewangi, air hangat, dan bilas sepenuhnya.
Cuci pakaian atau barang lain yang mungkin terkena alergen tanaman.
Kenakan pakaian pelindung atau sarung tangan. Masker wajah, kacamata, sarung tangan, dan barang pelindung lainnya dapat melindungi kami dari zat yang mengiritasi. Termasuk cairan pembersih rumah.
Gunakan penutup untuk menutup logam bersentuhan dengan kulit. Ini bisa menghindari paparan dari kancing celana jeans atau resleting yang terbuat dari logam.
Oleskan krim atau gel pelindung kulit. Produk-produk ini dapat melindungi kulit sensitif.
Gunakan pelembab. Mengoleskan losion atau pelembab secara teratur dapat membantu memulihkan lapisan terluar kulit dan menjaga kulit tetap halus.
Waspada saat di sekitar hewan peliharaan. Alergen dari tanaman, dapat menempel pada hewan peliharaan dan kemudian menyebar ke manusia.