Mengetahui Tentang Stroke
Rehabilitasi pasca stroke bertujuan agar penderita dapat hidup mandiri dan produktif kembali
STROKE
11/10/20166 min read


Dengan semua beban yang dipikul seorang penderita stroke, sebagai keluarga, bagaimana cara kita menghadapinya? Apakah kita harus malu atau mungkin malah depresi menghadapinya? Tentu jawabannya tidak. Penderita pasca-stroke justru memerlukan perhatian lebih dari orang-orang yang sama dan tidak ada satu pun reaksi yang sama di antara dua orang yang terkena stroke. Oleh karena itu, perawatan/rehabilitasi penderita pasca stroke haruslah per individu dan tidak bisa disamakan antara satu penderita dengan yang lainnya.
Rehabilitasi pasca stroke bertujuan agar penderita dapat hidup mandiri dan produktif kembali. Tingkat irehabilitasi pasca stroke sangat tergantung dari banyak aspek : mulai dari seberapa luas kerusakan di otak, waktu penanganan yang sedini mungkin (golden peroid), profesional yang menangani (dokter, fisioterapi, dll), peran serta keluarga dan teman dan yang terpenting adalah niat dan usha dari penderita itu sendiri.
Program rehabilitasi itu sendiri mencakup mulai dari latihan (exercise), modalitas alat, obat-obatan, terapi wicara, dan psikologi. Lingkungan sosial dan aspek psikologi sering dilupakan padahal ini merupakan aspek yang penting. Bahkan interaksi antara pasien dengan keluarga dan profesional (dokter) akan mempercepat proses pemulihan, karena interaksi tersebut akan memberikan dukungan emosional dan motivasi lebih bagi penderita stroke.
Penyebab Penyakit Stroke
Stroke atau penyakit serebavaskuler adalah kematian jaringan otak (Infark serebal) yang terjadi karena berkurangnya aliran darah dan oksigen ke otak. Stroke bisa berupa Iskemik maupun pendarahan (Hermoragik).
Pada Stroke Iskemik, aliran darah ke otak terhenti karena aterosklerosis atau bekuan darah yang menyumbat suatu pembuluh darah. Pada Stroke Hermoragik, pembuluh darah pecah sehingga menghambat aliran darah yang normal dan darah yang merembas ke dalam suatu daerah di otak dan merusaknya.
Pada Stroke Iskemik, penyumbatan bisa terjadi di sepanjang jalur arteri yang menuju ke otak . Misalnya suatu ateroma (endapan lemak) bisa terbentuk di dalam arteri karotis sehingga menyebabkan berkurangnya aliran darah. Keadaan ini sangat serius karena setiap arteri karotis dalam keadaan normal memberikan darah ke sebagian besar otak.
Endapan lemak juga bisa terlepas dari dinding arteri yang mengalir di dalam darah, kemudian menyumbat arteri yang lebih kecil, Arteri karotis dan Arteri vertebralis beserta percabangannya bisa tersumbat karena adanya bekuan darah yang berasal dari tempat lain. Misalnya dari jantung atau satu katupnya.
Stroke semacam ini disebut emboli serebral. Emboli serebral paling sering terjadi pada penderita yang baru menjalani pembedahan jantung dan penderita kelainan katup jantung atau gangguan irama jantung terutama (fibrilasi atrium). Emboli lemak jarang menyebabkan stroke. Emboli lemak terbentuk jika lemak dari sumsum tulang yang pecah dilepaskan ke dalam aliran darah yang akhirnya bergabung dalam sebuah arteri.
Stroke juga bisa terjadi bila suatu peradangan atau infeksi menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang menuju ke otak. Obat – obatan seperti kokain dan amfetamin juga bisa mempersempit pembuluh darah di otak dan menyebabkan stroke.
Penurunan tekanan darah yang tiba – tiba bisa menyebabkan berkurangnya aliran darah ke otak yang biasanya menyebabkan orang pingsan. Stroke bisa terjadi jika tekanan darah rendahnya sangat berat dan menahun. Hal ini terjadi jika seseorang mengalami kehilangan darah yang banyak karena cedera atau pembedahan, serangan jantung atau irama jantung yang abnormal.
Ciri-Ciri Penyakit Stroke
Penyakit stroke merupakan penyakit degeneratif atau serebrovaskular yang mempengaruhi pembuluh darah pada bagian otak. Apabila terkena penyakit stroke, seseorang akan mengalami kelumpuhan sebagai akibat awal dari kerusakan pembuluh darah di otak.
Penyakit stroke berkaitan erat dengan pembuluh darah otak, apabila stroke menyerang maka organ otak lah yang lebih dahulu mengalami penurunan atau gangguan yang diakibatkan dari kelumpuhan atau rusaknya pembuluh darah di otak. Penyakit stroke disertai banyak faktor penyebab yang datangnya dari beberapa penyakit komplikasi lainnya seperti tekanan darah tinggi, gula darah tinggi dan kolesterol tinggi.
Penyakit Stroke Hemoragik
Stroke hemoragik adalah stroke yang disebabkan karena adanya pembuluh darah dalam otak yang pecah hingga darah keluar dari pembuluh darah tersebut dipaksa masuk ke dalam jaringan otak, kemudian merusak sel-sel otak di daerah tertentu, sehingga pada akhirnya bagian otak yang terkena tidak dapat berfungsi dengan baik.
Stroke hemoragik terbagi lagi menjadi dua tipe :
Perdarahan Subraknoid (PSA)
Perdarahan Intraserebral (PIS)
Stroke karena perdarahan subraknoid terjadi pada sekitar 5% dari seluruh serangan stroke. Perdarahan subraknoid terjadi di jaringan yang menutupi otak. Ini biasa terjadi karena adanya ruptur atau robekan dari aneurisma (arteri yang melebar). Ruptur atau robekan itu biasanya terjadi karena dinding arteri yang menipis, bisa dijumpai pada pasien-pasien yang menderita hipertensi (tekanan darah tinggi), AVM (Arterio Venoses Malformation), atau adanya tumor intraserebral.
Ketika terjadi ruptur/ pecah, darah yang berasal dari aneurisma tersebut akan masuk ke ruang subraknoid, yang kemudian akan mengiritasi durameter (selaput yang melapisi permukaan luar otak) dan akhirnya menimbulkan nyeri kepala. Nyeri kepala pada stroke karena perdarahan subraknoid sangat khas yang sering dikatakan oleh penderita sebagai “nyeri kepala yang paling parah sepanjang hidup saya”, karena nyeri kepala tersebut sangat nyeri sekali , mendadak, parah, dan tanpa sebab yang jelas. Sering disertai oleh muntah dan kaku leher. Karena tekanan perfusi intraserebral yang menurun secara tiba-tiba, hilangnya kesadaran mendadak (koma) sangat sering terjadi. Keadaan seperti ini memerlukan intervensi medis sesegera mungkin. Sekitar sepertiga dari kasus pendarahan karena aneurisma yang pecah ini langsung meninggal, sementara sisanya akan mengalami kecacatan berat. Gejala nyeri kepala ini tidak selalu timbul dalam setiap kasus pendarahan subraknoid ini. Dalam beberapa kasus, hal ini tidak menimbulkan gejala nyeri kepala yang berarti. Oleh sebab itu, semua nyeri kepala yang timbul mendadak, terutama pada usia lanjut, harus segera diperiksakan ke dokter.
Perdarahan intraserebral atau perdarahan yang terjadi di dalam otak terjadi pada sekitar 10% dari seluruh serangan stroke. Stroke karena perdarahan intraserebral biasanya sama dengan perdarahan subraknoid, hanya letaknya yang berbeda. Pembuluh darah arteri otak bagian dalam merupakan tempat tersering dari perdarahan intraserebral. Pecahnya dinding pembuluh darah arteri otak biasanya karena dinding arteri tersebut rapuh dan menipis. Penyakit-penyakit yang menyebabkan dinding tersebut menipis dan rapuh adalah : hipertensi (peningkatan tekanan darah), angiopati amiloid (pengendapan protein di dinding-dinding arteri tersebut), aneurisma, tumor otak, maupun trauma pada otak.
Ada beberapa jenis pendarahan intraserebral yang tersering menurut letaknya, yaitu : pendarahan thalamus, hematom subdural (bisanya karena trauma), dan pendarahan intraventrikuler. Pendarah tersebut bisa sangat parah, ditandai dengan peningkatan tekanan intrakranial, gangguan pada beberapa traktus saraf, kompresi ventrikel, dan herniasi dari otak. Tingkat mortalitas juga sangat tinggi, namun para penderita stroke yang bisa melewati masa krisis tersebut biasanya lebih mudah pulih dibandingkan tipe stroke lainnya, biasa sekitar 2 sampai 3 bulan setelah serangan stroke.
Penyakit Stroke Iskemik
Stroke iskemik adalah stroke yang disebabkan katena adanya hambatan atau sumbatan pada pembuluh darah otak tertentu sehingga daerah otak yang diperdarahi oleh pembuluh darah tersebut tidak mendapat pasokan energi dan oksigen, sehingga pada akhirnya jaringan sel-sel otak di daerah tersebut mati dan tidak berfungsi lagi.
Stroke iskemik ini dibagi menjadi beberapa tipe menurut penyebabnya :
Trombosis (terjadi di pembuluh darah yang besar)
Trombosis adalah bekuan darah. Stroke trombosis adalah stroke yang terjadi karena adanya sumbatan di pembuluh darah besar di otak karena adanya gumpalan/ plak yang terbentuk akibat proses aterosklerotik (pengerasan arteri). Stroke karena trombosis ini merupakan stroke yang paling sering terjadi (hampir 40% dari seluruh stroke). Plak aterklerotik tersebut akan menyumbat suatu pembuluh darah tertentu di otak yang pada akhirnya daerah otak yang seharusnya mendapat pasokan oksigen dan nutrisi tersebut menjadi kekurangan oksigen (disebut iskemia) dan akhirnya menjadi darah mati (infark). Plak aterisklerotik biasanya menyumbat pembuluh darah besar disekitar leher ataupun didasar otak. Hambatan/ sumbatan yang terjadi di pembuluh darah yang cukup besar tersebut biasanya akan menghasilkan stroke iskemik yang luas di otak (daerah infark yang luas).
Proses aterosklerosis itu sendiri di percepat oleh berbagai faktor seperti hipertensi, diabetes, hiperkolesterol, dan faktor-faktor lainnya. Bagaimana proses terjadinya ateroskelrosis terjadi karena penimbunan lipid (lemak) berikut kolesterol yang diselipkan dibawah lapisan intima dari pembuluh darah oleh arus darah. Proses ini dipercepat oleh hiperkolesteremia dan beban terhadap dinding pembuluh darah akibat hipertensi.
2. Lakunar (terjadi di pembuluh darah yang kecil)
Stroke lakunar adalah stroke yang terjadi pada pembuluh-pembuluh darah kecil yang ada di otak. Terjadi sekitar 20% kasus dari seluruh stroke. Stroke lakunar ini disebabkan oleh adanya sebuah lesi/ luka yang kecil, berbatas jelas berukuran kurang lebih 1,5 cm yang biasanya terletak di daerah subkortikal, kapsula interna, batak otak, dan serebelum (otak kecil). Stroke lakunar ini berkaitan kuat dengan hipertensi dan juga dihubungkan dengan perubahan mikrovaskular yang timbul karena hipertensi kronis dan kencing manis (diabetes mellitus). Penyumbatan pada pembuluh darah kecil ini biasanya tidak memberikan dampak stroke yang parah.
3. Emboli Serebral
Stroke emboli adalah stroke yang terjadi oleh karena adanya gumpalan darah/ bekuan darah yang berasal dari jantung, dan kemudian terbawa arus darah sampai ke otak, kemudian menyumbat pembuluh darah di otak.
Sumber : http://www.alodokter.com/





