Osteoporosis / Tulang keropos

Apa yang Anda pikirkan saat mendengar kata ‘tulang keropos’? Apakah Anda berpikir kondisi ini hanya akan dialami orang-orang berusia tua? Nyatanya, menurut Kementerian Kesehatan RI, meskipun tulang keropos berisiko lebih banyak pada usia 50 hingga 80 tahun, namun tulang keropos dapat menyerang siapa saja, termasuk usia muda. Apa sebenarnya penyebab tulang keropos?

OSTEOPOROSIS

5/11/20188 min read

Penyebab Tulang Keropos

Kondisi tulang keropos atau yang mungkin lebih dikenal dengan sebutan osteoporosis adalah kondisi di mana tubuh kehilangan banyak jaringan tulang, sehingga tulang menjadi rapuh dan keropos. Saat tulang diletakkan di bawah mikroskop, tulang terlihat tak jauh berbeda dengan sarang lebah, namun dengan ukuran lubang dan jarak yang lebih kecil.

Osteoporosis terjadi saat tulang kehilangan mineral, dalam hal ini kalsium, lebih cepat dibandingkan dengan kecepatan tubuh menggantikannya sehingga massa tulang jadi berkurang dan mudah patah. Pada kondisi yang lebih serius, tulang tersebut bahkan mungkin saja menjadi sangat rapuh dan mudah patah bahkan hanya karena benturan ringan. Menurut seorang ahli endokrinologi, Paul Mystkowski, berikut beberapa hal yang dapat menjadi penyebab tulang keropos:

1. Ketidakseimbangan hormon

Terdapat beberapa hormon yang berperan dalam meningkatkan massa tulang, diantaranya hormon kalsitonin, paratiroid, dan hormon pertumbuhan. Hormon-hormon inilah yang bertugas dalam penggunaan kalsium oleh tulang serta menentukan kapan waktunya membentuk dan menghancurkan tulang. Sehingga terganggunya kadar hormon-hormon tersebut dalam tubuh dapat menjadi salah satu penyebab tulang keropos.

2. Kurangnya kadar kalsium

Keberadaan kalsium dalam darah sangat dibutuhkan oleh beberapa organ seperti jantung, otot dan syaraf. Sedangkan tulang adalah seperti wadah yang digunakan dalam menyimpan kalsium dan fosfor. Sehingga, saat organ-organ tersebut membutuhkan kalsium, organ-organ tersebut akan mengambilnya dari tulang.

Dengan kata lain, kadar kalsium yang rendah dalam tubuh dan organ yang akan tetap mengambil kalsium dari tulang, tentu akan menyebabkan tulang menipis hingga memudahkannya patah. Selain kalsium, keberadaan kandungan fosfor dan vitamin D yang cukup dalam tubuh juga sangat dibutuhkan dalam menjaga kesehatan tulang.

3. Aktivitas fisik yang rendah

Melakukan aktivitas fisik yang sedikit dapat menjadi penyebab tulang keropos karena semakin jarangnya tulang digunakan, maka tulang akan semakin lemah.

4. Kebiasaan merokok

Beberapa penelitian berhasil mengungkapkan bahwa keracunan nikotin pada sel tulang dapat menyebabkan tubuh jadi mengalami kesulitan dalam menggunakan estrogen, kalsium, dan vitamin D yang dibutuhkan dalam menjaga kesehatan tulang.

Cara mencegah tulang keropos

Selain menyerupai sarang lebah, struktur tulang juga menyerupai beton dalam bangunan maupun jembatan. Tulang merupakan kerangka yang mampu menyangga tubuh, melindungi organ tubuh dari benturan dan tempat terkaitnya otot sehingga otot mampu digerakkan dengan sambungan tulang satu dan yang lainnya sebagai sarananya. Dengan kata lain, tulang merupakan penunjang utama tubuh dalam beraktivitas sehari-hari.

Oleh karena itu, penting untuk memastikan bahwa makanan yang Anda konsumsi sehari-hari baik untuk kesehatan tulang. Pilihlah makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D untuk menjaga tulang tetap kuat dan tak mudah keropos.

Kalsum bisa didapat dari bayam, kedelai, ikan, dan keju, sedangkan vitamin D bisa didapat dari sinar matahari dan ikan berlemak.

Jika makanan sehari-hari ini dirasa belum cukup memenuhi kebutuhan kalsium dan vitamin C, Anda juga bisa mengonsumsi CDR, suplemen yang kaya akan kalsium, vitamin D, vitamin C, dan vitamin B6 untuk menjaga kesehatan tulang hari ini hingga di masa senja nanti.

Selama ini kita mengetahui bahwa makanan yang mengandung kalsium dan vitamin D baik untuk pertumbuhan tulang. Susu, sayuran berdaun hijau, dan ikan adalah beberapa contoh makanan yang baik untuk tulang.

Namun di samping itu, terdapat juga makanan yang tidak baik dikonsumsi secara berlebihan karena dapat mengganggu kesehatan tulang. Makanan ini jika terlalu banyak dalam tubuh dapat mengganggu penyerapan mineral-mineral yang dibutuhkan tulang untuk pertumbuhannya. Nah, makanan apa saja yang masuk kelompok ini?

Makanan yang sebaiknya dibatasi untuk kesehatan tulang

Makan makanan yang mengandung mineral yang dibutuhkan tulang bermanfaat untuk mendapatkan tulang yang lebih sehat agar Anda terhindar dari osteoporosis pada hari tua. Namun, satu hal yang kadang terlupakan adalah Anda juga memakan makanan yang dapat mengganggu penyerapan mineral tulang, sehingga makan makanan yang tinggi kalsium dan vitamin D tidak dapat diserap maksimal oleh tulang.

Makanan di bawah ini sebaiknya dibatasi untuk memaksimalkan penyerapan mineral yang dibutuhkan tulang, atau sebaiknya hindari mengonsumsi makanan di bawah ini bersamaan dengan sumber makanan kaya kalsium agar penyerapan kalsium yang dibutuhkan tulang dapat berjalan maksimal. Makanan tersebut adalah:

1. Kacang merah

Kacang merah merupakan salah satu sumber kalsium, dan juga mengandung magnesium dan serat, tetapi kacang merah juga mengandung fitat yang tinggi. Fitat dapat mengganggu kemampuan tubuh dalam menyerap kalsium yang juga terkandung dalam kacang merah. Sebaiknya Anda rendam kacang merah terlebih dahulu selama beberapa jam sebelum memasaknya untuk mengurangi kadar fitat yang dikandungnya.

2. Bayam

Bayam mengandung asam oksalat yang dapat mengganggu penyerapan kalsium oleh tubuh. Selain bayam, makanan yang mengandung asam oksalat lainnya adalah bit hijau dan beberapa kacang-kacangan.

3. Kacang kedelai

Kacang kedelai dan produknya, seperti edamame, tahu, tempe, dan susu kedelai mengandung protein yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tulang, tetapi mereka juga mengandung oksalat yang dapat membahayakan kesehatan tulang. Oksalat dapat menghambat penyerapan kalsium oleh tubuh. Oksalat dapat mengikat kalsium sehingga kalsium tidak dapat diserap oleh tubuh. Masalah ini menjadi buruk jika Anda juga tidak mengonsumsi kalsium dalam jumlah banyak.

4. Makanan yang mengandung garam

Makanan asin yang mengandung banyak garam atau natrium dapat menyebabkan tubuh kehilangan kalsium dan dapat berakibat pada tulang keropos. Garam dapat menyebabkan kalsium hilang melalui ginjal secara berlebihan. Penelitian menunjukkan bahwa wanita setelah menopause yang mengonsumsi tinggi garam lebih banyak kehilangan mineral daripada wanita lainnya pada umur yang sama.

Sebaiknya batasi makanan yang mengandung garam atau natrium, seperti makanan olahan, makanan kaleng, fast food, atau makanan yang terlalu asin. Untuk mengecek berapa kandungan garam yang terdapat pada makanan kemasan atau makanan kaleng, Anda dapat melihatnya di informasi nilai gizi yang ada pada kemasan makanan. Sebaiknya batasi konsumsi natrium Anda tidak lebih dari 2300 mg per hari.

Jika Anda tidak bisa mengurangi asupan garam Anda, sebaiknya makan makanan yang mengandung kalium tinggi, seperti pisang, tomat, dan jeruk, karena kalium dapat menurunkan jumlah kalsium yang hilang dari tubuh.

5. Minuman yang mengandung alkohol

Minuman yang mengandung alkohol dapat berakibat pada tulang keropos. Konsumsi terlalu banyak alkohol dapat menurunkan massa tulang, mengganggu pembentukan tulang, dan meningkatkan risiko patah tulang. Untuk mencegah osteoporosis, Dietary Guidelines for Americans merekomendasikan konsumsi minuman beralkohol tidak lebih dari satu kali per hari untuk wanita dan tidak lebih dari dua kali per hari untuk pria.

6. Minuman yang mengandung kafein

Minuman yang mengandung kafein seperti kopi, teh, dan minuman bersoda dapat menurunkan penyerapan kalsium. Lama-kelamaan hal ini juga berakibat pada tulang keropos. Sebaiknya batasi konsumsi kopi dan teh tidak lebih dari 3 gelas per hari. Selain minuman, sebaiknya juga batasi makanan yang mengandung kafein, seperti cokelat.

7. Soft drink

Soft drink atau minuman bersoda mengandung fosfor yang dapat meningkatkan pengeluaran kalsium melalui urin. Biasanya kandungan fosfor berbentuk fosfat atau asam fosfat dalam minuman bersoda. Fosfor ini dapat meningkatkan pengeluaran kalsium melalui urin. Kelebihan fosfor juga dapat memicu kehilangan kalsium dalam tubuh saat asupan kalsium rendah. Minuman soda dapat membahayakan kesehatan tulang jika diminum terlalu sering dan ditambah dengan kurangnya asupan kalsium. Hal ini dapat menurunkan kepadatan tulang sehingga lebih rentan terjadi tulang keropos dan risiko patah tulang.

Bukan berarti tidak sehat

Anda mungkin menyadari bahwa beberapa makanan di atas adalah golongan makanan sehat yang juga dibutuhkan oleh tubuh. Patut diingat bahwa meski makanan tersebut berpotensi mengganggu penyerapan mineral tulang, beberapa di antaranya memiliki manfaat kesehatan yang jauh lebih besar.

Jadi bagaimana cara menyiasatinya? Selain konsumsi dengan porsi yang cukup dan tidak berlebihan (atau untuk minuman bersoda dan alkohol, hindari saja sepenuhnya), Anda juga bisa memastikan makanan-makanan tersebut tidak dikonsumsi bersamaan dengan asupan kalsium Anda. Perbanyak pula asupan kalsium sehingga Anda tak perlu khawatir terhadap konsumsi bayam dan kedelai favorit Anda.

Apakah Saya Berisiko Osteoporosis?

Anda mungkin khawatir terkena osteoporosis. Jika dokter Anda mengatakan bahwa Anda memiliki risiko tinggi untuk terkena osteoporosis, itu menandakan bahwa Anda mungkin memiliki satu atau lebih faktor risiko. Anda dapat mencegah atau mengelola osteoporosis Anda dengan manajemen risiko.

Osteoporosis adalah penyakit yang menyebabkan tulang Anda menjadi lemah dan rapuh. Hal ini terjadi ketika kerusakan jaringan tulang terjadi lebih cepat daripada produksi sel-sel tulang baru. Kebanyakan orang tidak tahu bahwa mereka memiliki osteoporosis sampai mereka menyadari berkurangnya tinggi badan atau sampai tulang mereka patah.

Pada tahap awal, Anda mungkin tidak tahu jika Anda memiliki osteoporosis karena tidak ada tanda-tanda fisik dari kondisi tersebut. Tapi setelah tulang menjadi lemah, Anda mungkin menyadari adanya:

  • sakit punggung, yang disebabkan oleh tulang belakang retak

  • berkurangnya tinggi badan dari waktu ke waktu

  • postur tubuh membungkuk

  • terjadinya patah tulang bahkan akibat dari benturan kecil

Orang dengan faktor risiko lebih cenderung mengalami osteoporosis. Ada faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol dan faktor-faktor yang dapat Anda kendalikan. Melakukan pencegahan yang baik dapat mengurangi risiko Anda terkena osteoporosis dan menghindari berkembangnya kondisi Anda menjadi tingkat lanjut jika Anda sudah memilikinya.

Faktor risiko osteoporosis yang tidak dapat dikendalikan

Usia

Jika Anda berusia lebih dari 50 tahun Anda berada pada risiko tinggi. Pada usia sekitar 30 tahun, tubuh Anda akan mencapai apa yang disebut “puncak massa” kepadatan tulang. Sejak saat itu, produksi tulang baru melambat, sementara tulang tua terus merosot. Di beberapa titik, kecepatan pembusukan tulang akan melebihi kecepatan produksi tulang baru.

Jenis kelamin

Wanita memiliki risiko lebih tinggi terkena osteoporosis daripada pria. The International Osteoporosis Foundationmemperkirakan bahwa osteoporosis mempengaruhi sekitar 200 juta wanita di seluruh dunia. Bahkan pada awal usia 20 tahun, wanita mulai kehilangan massa tulang mereka. Antara usia 20 dan 80 tahun, wanita bisa kehilangan sekitar sepertiga dari kepadatan tulang mereka. Bila dibandingkan dengan pria, mereka hanya kehilangan seperempat dari kepadatan tulang mereka. Wanita yang berusia lebih dari 50 tahun akan mengalami menopause. Hal ini menyebabkan kurangnya estrogen yang dapat berkontribusi terhadap pelemahan tulang.

Ras

Etnis Asia memiliki kerangka tubuh yang lebih kecil dan tulang yang lebih kecil jika dibandingkan dengan etnis lainnya. Hal ini membuat massa tulang mereka lebih rendah dari rata-rata di seluruh dunia. Wanita Asia cenderung mengonsumsi lebih sedikit kalsium dalam diet mereka. Ini berarti kurangnya susu, keju dan produk susu yang kaya akan kalsium lainnya.

Riwayat keluarga

Memiliki anggota keluarga dengan osteoporosis dapat meningkatkan risiko Anda. Penelitian baru-baru ini mencoba untuk mengidentifikasi gen tertentu yang menyebabkan Studi menemukan bahwa setiap varian genetik merupakan peningkatan kecil risiko osteoporosis.

Bentuk tubuh alami

Memiliki berat badan rendah atau bentuk badan yang kecil dan kurus biasanya menandakan Anda memiliki massa tulang yang kurang daripada orang lain. Ini juga berarti bahwa Anda cenderung kehilangan massa tulang lebih cepat daripada orang lain.

Kecelakaan

Patah tulang dapat menyebabkan tubuh kehilangan kalsium dan menyebabkan berkurangnya tinggi badan.

Faktor risiko osteoporosis yang dapat dikelola

Pola makan

Cara termudah untuk memberikan kalsium dan vitamin D pada tubuh adalah dengan makan makanan sehat. Tidak mendapatkan cukup kalsium dan vitamin D, tidak cukup makan buah-buahan dan sayuran, atau mengkonsumsi terlalu banyak protein, natrium dan kafein dapat menyebabkan kekurangan kalsium.

Rutinitas olahraga

Tidak cukup berolahraga atau tidak aktif akan meningkatkan risiko Anda untuk terkena osteoporosis.

Merokok dan alkohol

Merokok dan alkohol memiliki efek langsung pada kesehatan Anda. Dalam sebuah survei di antara perokok dan non-perokok, dibandingkan dengan mereka yang tidak pernah merokok, perokok dilaporkan mengalami insiden nyeri sekitar 50% lebih tinggi. Bagi pengguna alkohol, penelitian telah menunjukkan bahwa alkohol dapat menyebabkan kram otot dan kerangka kurus pada banyak orang.

Berat badan

Semakin berat badan Anda, semakin banyak beban yang ditempatkan pada sendi dan tulang. Obesitas dapat menyebabkan beberapa gangguan muskuloskeletal seperti osteoarthritis, nyeri pinggang, encok, dan fibromyalgia.

Pekerja kantoran

Ketika Anda menghabiskan sebagian besar waktu Anda untuk duduk, Anda meningkatkan risiko osteoporosis. Duduk tidak hanya membuat Anda kurang aktif tetapi juga menyebabkan postur tubuh yang buruk dan masalah punggung. Anda dapat mengendalikannya dengan melakukan kegiatan yang meningkatkan keseimbangan dan penguatan tulang.

Penggunaan steroid

Penggunaan kortikosteroid jangka panjang dapat mengganggu proses pembangunan tulang kembali. Anda dapat berbicara dengan dokter Anda untuk mencari pengobatan alternatif untuk kondisi Anda.

Pengobatan untuk osteoporosis

Pengobatan Anda tergantung pada risiko Anda terkena patah tulang dalam 10 tahun ke depan. Informasi ini dikumpulkan dari tes kepadatan tulang Anda. Jika risiko Anda rendah, dokter akan menyarankan Anda untuk fokus pada perubahan gaya hidup dan pengendalian risiko. Ini meliputi:

  • Jangan merokok.

  • Hindari minum alkohol yang berlebihan.

  • Aktif: Beberapa olahraga yang dapat Anda lakukan berjalan, berenang.

  • Mencegah agar tidak jatuh. Pastikan rumah dan tempat bekerja Anda aman. Tempatkan karpet di tempat di mana Anda mungkin akan jatuh. Anda juga dapat memakai sepatu hak rendah dengan sol nonslip.

  • Menjaga berat badan yang sehat. Pastikan Anda tidak kelebihan berat badan atau obesitas. Hal ini dapat menyebabkan stress pada tulang dan membuat Anda lebih rentan terhadap cedera.

  • Mempertahankan diet yang sehat dengan kalsium dan vitamin D. Diet anda harus mencakup nutrisi penting untuk membuat tulang kuat. Hal ini akan membantu mengurangi risiko untuk patah tulang.

Ketika risiko cedera tulang Anda menjadi lebih tinggi, dokter akan menyarankan beberapa obat untuk mencegah keropos tulang dan mengobati osteoporosis. Obat ini disebut bifosfonat kelas yang disebut. Obat ini termasuk:

  • Alendronate(Fosamax ®)

  • Risedronate(Actonel ®, Atelvia ®)

  • Ibandronate(Boniva ®)

  • Asamzoledronic (Reclast ®)

Obat ini dapat menyebabkan beberapa efek samping seperti mual, sakit perut, kesulitan menelan, dan radang kerongkongan atau ulkus esophageal. Efek samping ini cenderung jarang terjadi ketika obat digunakan dengan benar. Obat ini diminum pertama kali di pagi hari pada waktu perut kosong dengan hanya segelas air. Anda harus menghindari berbaring selama setidaknya 30 menit untuk menghindari iritasi di kerongkongan. Silakan diskusikan dengan dokter Anda untuk dosis yang tepat.